Puisi Doa Untuk Anakku

Bookmark and Share

Doa Untuk Anakku

Putraku
Tuhanku...
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya,
Dan berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan,
Tetap jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya,
Dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja,
Seorang putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.

Tuhanku...
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak,
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan,
Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai,
Dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
Sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.

Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria,
Tanpa melupakan makna tangis duka.
Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah,
Namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
Namun tetap mampu menikmati hidupnya.

Tuhanku... Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud,
Hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia."

***

Puisi diatas ditulis oleh jenderal Douglas McArthur Pada masa Perang Dunia II Tahun 1952, dipublikasikan kembali oleh Guru Gaptek, untuk putra tercintanya "Muhammad Zhilal Aliska" yang saat ini masih berusia 4  bulan.
Puisi tersebut mencerminkan harapan seorang ayah kepada anaknya, kelak mampu menjadi manusia yang ber-Tuhan sekaligus mampu menjadi manusia yang tegar, tidak cengeng, tidak manja, dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Puisi ini menunjukkan bahwa tidak ada jalan yang rata untuk kehidupan sukses yang berkualitas.


{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment